Satuan Pendidikan : SMKN 36 JAKARTA
Kelas/ Semester : XI/ 3
Mata Pelajaran : Pemeliharaan mesin
Tema : Sistem pengapian
Pertemuan : 8 - 12
Alokasi Waktu : 24 x 2 x 40 menit
A. Kompetensi Inti
KI 3: Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar
1.2. Memelihara sistem pelumasan dan komponennya.
2.1. Memperbaiki sistem pelumasan dan komponennya.
3.1. Melakukan overhaul sistem pelumasan.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Prinsip kerja sistem pengapian dijelaskan sesuai buku informasi
2. Teknik pemeliharaan sistem pengapian dijelaskan sesuai service manual
3. Jenis-jenis gangguan sistem pengapian dan penyebabnya dijelaskan sesuai buku informasi
4. Perakitan sistem sistem pengapian dan komponen-komponennya dilaksanakan tanpa me-nyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya.
5. Dasar tindakan overhaul sistem pengapian dijelaskan sesuai hasil pemeriksaan
6. Penggantian komponen sistem pengapian dijelaskan berdasarkan hasil pemeriksaan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Memahami pemeliharaan/ servis sistem pengapian.
2. Melaksanakan pemeliharaan/ servis sistem pengapian.
E. Materi Pelajaran
DASAR SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
a. Macam-Macam Sistem Pengapian Konvensional
Sistem pengapian konvensional pada motor bensin ada 2 macam. Per- bedaan keduanya terletak pada sumber tegangan listrik.
Sistem Pengapian Baterai
Baterai 6 atau 12 Volt berfungsi sebagai sumber tegangan.
1). Sistem Pengapian Magnet
Generator berfungsi sebagai pembangkit sumber tegangan 12 / 6 Volt
b. Cara Menaikkan Tegangan
Tegangan baterai ( 12 V ) dinaikkan menjadi tegangan tinggi
( 5.000 ¸ 25.000 Volt dengan menggunakan transformator ( Koil ).
c. Jenis Koil
d. Dasar Transformasi Tegangan
Transformasi tegangan berdasarkan prinsip induksi magnetis
1). Transformasi dengan Arus Bolak Balik
|
Jika magnet digerak-gerakkan dekat kumparan atau sebaliknya, maka :
· Terjadi perubahan medan magnet
· Timbul tegangan listrik
Tegangan yang dibangkitkan disebut “Tegangan Induksi”
Jika pada sambungan primer transformator dihubungkan dengan arus bolak – balik maka :
· Ada frekuensi arus listrik (karena arus AC), sehingga terjadi perubahan medan magnet, akibatnya timbul tegangan induksi, maka akan lampu menyala.
Perbandingan tegangan antara tegangan primer dan sekunder sebanding dengan perbandingan jumlah lilitan.
· Perbandingan jumlah lilitan sedikit, maka tegangan induksi kecil
· Perbandingan jumlah lilitan banyak, maka tegangan induksi besar
| |||||||||||
|
Jika magnet digerak-gerakkan dekat kumparan atau sebaliknya, maka :
· Terjadi perubahan medan magnet
· Timbul tegangan listrik
Tegangan yang dibangkitkan disebut “Tegangan Induksi”
Jika pada sambungan primer transformator dihubungkan dengan arus bolak – balik maka :
· Ada frekuensi arus listrik (karena arus AC), sehingga terjadi perubahan medan magnet, akibatnya timbul tegangan induksi, maka akan lampu menyala.
Perbandingan tegangan antara tegangan primer dan sekunder sebanding dengan perbandingan jumlah lilitan.
· Perbandingan jumlah lilitan sedikit, maka tegangan induksi kecil
· Perbandingan jumlah lilitan banyak, maka tegangan induksi besar
| |||||||||||
2). Transformasi dengan Arus Searah
Bagaimana jika transformator diberi arus searah ?
· Transformator tidak dapat berfungsi dengan arus searah, karena :
Arus tetap (tidak terjadi perbahan arus), maka tidak tejadi perubahan medan magnet, sehingga tidak ada induksi.
| |
Bagaimana agar terjadi perubahan medan magnet ?
· Dengan memberi saklar pada sambungan primer
Jika saklar dibuka / ditutup (on / off), maka :
Arus primer terputus – putus (ada dan tidak ada), sehingga ada perubahan medan magnet (dari ada magnet menjadi tidak ada magnet). Akibatnya terjadi induksi.
|
e. Komponen Sistem Pengapian Baterai dan Kegunaannya
Baterai
Kegunaan :
Sebagai penyimpan atau penyedia sumber arus listrik
| ||
Kunci Kontak
Kegunaan :
Menghubungkan dan memutus kan arus listrik dari baterai ke sirkuit primer
| ||
Koil
Kegunaan :
Mentransformasikan tegangan baterai ( 12 Volt ) menjadi tegangan tinggi ( 5000 – 25.000 Volt )
| ||
Kontak Pemutus ( platina )
Kegunaan :
Menghubungkan dan memutus kan arus primer agar terjadi induksi tegangan tinggi pada sirkuit sekunder.
| ||
Kondensator
Kegunaan :
- Mencegah loncatan bunga api diantara celah kontak pemutus pada saat kontak mulai membuka.
- Mempercepat pemutusan arus primer sehingga perubahan kemagnetan pada koil menjadi cepat dan akibatnya tegangan induksi yang timbul pada sirkuit sekunder tinggi.
| ||
Distributor
Kegunaan :
Membagi dan menyalurkan tegangan tinggi sekunder ke setiap busi sesuai dengan urutan pengapian (F.O).
F.O = Firing Order
| |
Busi
Kegunaan :
Meloncatkan bunga api listrik diantara kedua elektroda busi di dalam ruang bakar, sehingga pembakaran campuran bahan bakar dan udara dapat dimulai.
|
f. Cara Kerja Sistem Pengapian Baterai
Pada saat mesin atau motor hidup, poros engkol dan poros kam distributor berputar yang mengakibatkan kam distributor tidak menekan tumit ebonit kontak pemutus sehingga kontak pemutus menutup dan selanjutnya kam distributor menekan tumit ebonit kontak pemutus sehingga kontak pemutus membuka. Peristiwa tersebut akan berulang-ulang selama mesin/motor hidup.
1). Saat Kunci Kontak On dan Kontak Pemutus (platina) Menutup
Saat kunci kontak ( On ) dan kontak pemutus menutup (kam pada poros distributor tidak menekan tumit ebonit kontak pemutus), maka terjadi rangkaian tertutup pada sirkuit/rangkaian primer, sehingga arus akan mengalir mulai dari plus baterai – kunci kontak – kumparan primer koil – kontak pemutus – massa –ke minus baterai dan seterusnya. Dengan mengalirnya arus primer, maka terjadi pembentukan medan magnet pada inti koil (yang sebelumnya tidak ada medan magnet). Akibat perubahan medan magnet tersebut (dari tidak ada menjadi ada magnet), maka terjadi tegangan induksi diri pada rangkaian primer dan tegangan induksi pada rangkaian sekunder. Oleh karena tegangan induksi pada rangkaian sekunder rendah, maka tidak terjadi loncatan bunga api pada busi.
2). Saat Kunci Kontak On dan Kontak Pemutus Membuka
Kunci kontak masih tetap On, mesin/motor tetap berputar, dan demikian juga kam poros distributor berputar, selanjutnya kam menekan tumit ebonit kontak pemutus sehingga kontak pemutus membuka. Dengan membukanya kontak pemutus, maka aliran arus primer terputus (dari kondisi sebelumnya arus mengalir/kontak pemutus menutup), sehingga terjadi perubahan medan magnet atau medan magnet jatuh karena adanya perubahan dari ada magnet (saat kontak pemutus tertutup) menjadi tidak ada magnet (saat kontak pemutus terbuka).
Dengan terjadinya perubahan medan magnet yang cepat dan sesaat pada koil tersebut, maka akan timbul tegangan induksi diri sesaat pada rangkaian primer sekitar 400 Volt dan timbul tegangan induksi yang tinggi sesaat pada rangkaian sekunder sekitar 5.000 s.d 25.000 Volt. Teganagn induksi diri pada rangkaian primer akan terserap oleh kondensator dan tegangan induksi yang tinggi pada sirkuit sekunder akan menghasilkan loncatan bunga api di antara elektroda busi.
Jadi loncatan bunga api listrik sesaat pada celah elektroda busi terjadi saat kontak pemutus ( platina ) mulai membuka.
3. KONTAK PEMUTUS (PLATINA)
a. Kegunaan
Kontak pemutus ( platina ) berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan aliran arus primer agar terjadi induksi tegangan tinggi pada sirkuit sekunder
1). Nama Bagian
1.Kam distributor
2.Kontak tetap ( wolfram )
3.Kontak lepas ( wolfram )
4.Pegas kontak pemutus
5.Lengan kontak pemutus
|
6.Sekrup pengikat
7.Tumit ebonit
8.Kabel ( dari koil )
9.Alur penyetel celah
|
c. Sudut Pengapian
Sudut dwel atau sudut tutup adalah sudut putar kam distributor mulai dari saat kontak pemutus menutup (B) sampai dengan kontak pemutus mulai membuka (C) pada tonjolan kam berikutnya, dalam satuan derajat poros kam (o p.k).
4. KONDENSATOR
a. Permasalahan jika Sistem Pengapian Tanpa Kondensator
Jika di dalam sistem pengapian tidak ada kondensator atau kondensator rusak, maka yang akan terjadi pada sirkuit primer dan sekunder adalah sebagai berikut :
1). Pada sirkuit primer
Pada saat kontak pemutus mulai membuka, terjadi loncatan bunga api diantara kontak pemutus. Akibatnya :
· Arus primer tidak terputus dengan segera
· Kontak pemutus menjadi cepat aus (terbakar)
2). Pada sirkuit sekunder
Karena arus primer tidak terputus dengan segera, maka medan magnet pada koil tidak jatuh dengan cepat atau perubahan medan magnet lambat, akibatnya tegangan induksi sekunder rendah, sehingga bunga api pada busi lemah.Tanpa kondensator sistem pengapian tak berfungsi dengan baik,maka motor tidak dapat hidup.
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode Pembelajaran : Penugasan, Diskusi Kelompok, Praktek.
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 8
Kegiatan
|
Deskripsi
|
Alokasi Waktu
|
A. Pendahuluan
|
Guru memberikan salam pembukaan, presensi siswa dan mengkondisikan siswa untuk memulai pembelajaran.
|
15 menit
|
B. Inti
|
Mengamati
· Tayangan atau simulsi tentang sistim pengapian.
Menanya
· Mengajukan pertanyaan terkait tayangan atau simulasi atau hal-hal yang berhubungan dengan sistim pengapian.
Mengeksplorasi
· Menjelaskan pemeriksaan sistim pengapian
· Pembahasan/pemberian materi ( Teori dan Praktik )
· Membaca modul dan buku refererensi
· Observasi dan presentasi
· Menuliskan atau menyebutkan macam-macam sistim pengapian.
· Membuat perbandingan kelebihan jenis-jenis sistim pengapian.
· Melaksanakan praktik
Mengasosiasi
· Membuat kesimpulan prinsip kerja sistim pengapian.
· Membuat kesimpulan tentang kelebihan dan kekurangan jenis-jenis sistim pengapian.
Mengkomunikasikan
· Menerapkan prosedur yang benar cara penanganan sistim pengapian.
· Siswa mendeskripsikan proses kerja sistim pengapian.
|
240 menit
|
A. Penutup
|
Guru dan siswa menyimpulkan materi ajar tentang prinsip kerja sistim pengapian, komponen dan prosedur pemeliharaan/ servis sistim pengapian.
|
15 menit
|
Pertemuan 9
Kegiatan
|
Deskripsi
|
Alokasi Waktu
|
A. Pendahuluan
|
Guru memberikan salam pembukaan, presensi siswa dan mengkondisikan siswa untuk memulai pembelajaran.
|
15 menit
|
B. Inti
|
Mengamati
· Tayangan atau simulsi tentang koil.
Menanya
· Mengajukan pertanyaan terkait tayangan atau simulasi atau hal-hal yang berhubungan dengan koil.
Mengeksplorasi
· Menjelaskan pemeriksaan koil
· Pembahasan/pemberian materi ( Teori dan Praktik )
· Membaca modul dan buku refererensi
· Observasi dan presentasi
· Menuliskan atau menyebutkan macam-macam koil.
· Membuat perbandingan kelebihan jenis-jenis koil.
· Melaksanakan praktik
Mengasosiasi
· Membuat kesimpulan prinsip kerja koil.
· Membuat kesimpulan tentang kelebihan dan kekurangan jenis-jenis koil.
Mengkomunikasikan
· Menerapkan prosedur yang benar cara penanganan koil.
· Siswa mendeskripsikan proses kerja koil.
|
240 menit
|
A. Penutup
|
Guru dan siswa menyimpulkan materi ajar tentang prinsip kerja koil, komponen dan prosedur pemeliharaan/ servis koil.
|
15 menit
|
Pertemuan 10
Kegiatan
|
Deskripsi
|
Alokasi Waktu
|
A. Pendahuluan
|
Guru memberikan salam pembukaan, presensi siswa dan mengkondisikan siswa untuk memulai pembelajaran.
|
15 menit
|
B. Inti
|
Mengamati
· Tayangan atau simulsi tentang platina.
Menanya
· Mengajukan pertanyaan terkait tayangan atau simulasi atau hal-hal yang berhubungan dengan platina.
Mengeksplorasi
· Menjelaskan pemeriksaan platina
· Pembahasan/pemberian materi ( Teori dan Praktik )
· Membaca modul dan buku refererensi
· Observasi dan presentasi
· Menuliskan atau menyebutkan macam-macam kerusakan platina.
· Melaksanakan praktik
Mengasosiasi
· Membuat kesimpulan prinsip kerja platina.
· Membuat kesimpulan tentang jenis-jenis kerusakan platina.
Mengkomunikasikan
· Menerapkan prosedur yang benar cara penanganan platina.
· Siswa mendeskripsikan proses kerja platina.
|
240 menit
|
Pertemuan 11
Kegiatan
|
Deskripsi
|
Alokasi Waktu
|
A. Pendahuluan
|
Guru memberikan salam pembukaan, presensi siswa dan mengkondisikan siswa untuk memulai pembelajaran.
|
15 menit
|
B. Inti
|
Mengamati
· Tayangan atau simulsi tentang distributor.
Menanya
· Mengajukan pertanyaan terkait tayangan atau simulasi atau hal-hal yang berhubungan dengan distributor.
Mengeksplorasi
· Menjelaskan pemeriksaan distributor
· Pembahasan/pemberian materi ( Teori dan Praktik )
· Membaca modul dan buku refererensi
· Observasi dan presentasi
· Menuliskan atau menyebutkan macam-macam kerusakan distributor.
· Melaksanakan praktik
Mengasosiasi
· Membuat kesimpulan prinsip kerja distributor.
· Membuat kesimpulan tentang jenis-jenis kerusakan distributor.
Mengkomunikasikan
· Menerapkan prosedur yang benar cara penanganan distributor.
· Siswa mendeskripsikan proses kerja distributor.
|
240 menit
|
A. Penutup
|
Guru dan siswa menyimpulkan materi ajar tentang prinsip kerja distributor, komponen dan prosedur pemeliharaan/ servis distributor.
|
15 menit
|
Pertemuan 12
Kegiatan
|
Deskripsi
|
Alokasi Waktu
|
B. Pendahuluan
|
Guru memberikan salam pembukaan, presensi siswa dan mengkondisikan siswa untuk memulai pembelajaran.
|
15 menit
|
C. Inti
|
Mengamati
· Tayangan atau simulsi tentang proses pemeliharaan komponen system pengapian.
Menanya
· Mengajukan pertanyaan terkait tayangan atau simulasi atau hal-hal yang berhubungan dengan proses pemeliharaan komponen system pengapian.
Mengeksplorasi
· Menjelaskan pemeriksaan proses pemeliharaan komponen system pengapian
· Pembahasan/pemberian materi ( Teori dan Praktik )
· Membaca modul dan buku refererensi
· Observasi dan presentasi
· Menuliskan atau menyebutkan macam-macam proses pemeliharaan komponen system pengapian.
· Melaksanakan praktik
Mengasosiasi
· Membuat kesimpulan proses pemeliharaan komponen system pengapian.
Mengkomunikasikan
· Menerapkan prosedur yang benar cara penanganan proses pemeliharaan komponen system pengapian.
· Siswa mendeskripsikan proses pemeliharaan komponen system pengapian.
|
240 menit
|
A. Penutup
|
Guru dan siswa menyimpulkan materi ajar tentang prinsip kerja system pengapian, komponen dan prosedur pemeliharaan/ servis sistem pengapian.
|
15 menit
|
A. Media dan Sumber Belajar
1. Media : Job Sheet Praktek, LCD Proyektor
2. Sumber Belajar : New Step 1, Buku Praktek, Internet
B. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1. Penilaian Proses
No
|
Aspek Penilaian
|
Teknik Penilaian
|
Waktu Penilaian
|
Instrumen Penilaian
|
Keterangan
|
1
|
Religius
|
Pengamatan saat kegiatan belajar
|
Proses
|
Lembar pengamatan
| |
2
|
Tanggung jawab
| ||||
3
|
Peduli
| ||||
4
|
Responsif
| ||||
5
|
Santun
|
Keterangan :
8 0 - 95 = Sangat Baik
70 - 79 = Baik
60 - 69 = Sedang
50 - 59 = Kurang
2.
Penilaian Hasil Belajar
Indikator pencapaian kompetensi
|
Teknik penilaian
|
Bentuk penilaian
|
Instrumen
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar